ChatBox

Jumat, Maret 18, 2016

[INFO] Beberapa kesalahan newbie dalam fotografi

http://newbee-maniac.blogspot.com/ http://newbee-maniac.blogspot.com/
Lagi-lagi ini bukan tulisan aku ya, tolong dicatat hehe kali ini agan materian berbagi dengan kita tentang beberapa kesalahan pemula (newbie) dalam fotografi Di beberapa tulisan sebelumnya agan materian menulis tips memilih kamera digital buat pemula, aksesoris yang sebaiknya dibeli dan pilihan lensa tele buat pemula. Kali ini si doi akan menulis beberapa kesalahan yang umum terjadi dan pernah saya lakukan sendiri saat belajar fotografi.


1. Memilih sistem (merk kamera) karena ikut-ikutan teman.

Ini sangat umum terjadi, newbie sering beranggapan kalau memakai merk tertentu yang sama seperti temannya... proses belajar jadi lebih mudah dan belajar settingan lebih mudah.

kenyataannya, basic fotografi itu sama mudahnya dipelajari di semua merk kamera. Settingnya juga sama, cuma beda peletakan tombol.

Jadi, jangan beli sistem gara-gara ikut-ikutan teman, Lebih baik baca tips memilih kamera buat pemula ala materian 

2. Menyepelekan aksesoris wajib,

Aksesoris wajib bagi pemilik kamera adalah drybox dan penyerap kelembapan serta filter pelindung lensa, Bukan tas keren, lens hood, atau lensa sapujagat. 

Umumnya lensa dirakit secara presisi, kalau kita lengah dan lensa/sensor berjamur, lensa harus dibongkar biar bisa dibersihkan. Kalau yg mengerjakan ahli, ini tidak masalah. Tapi seringnya newbie juga tidak tau dimana tukang service yang baik.


Seringkali masalah filter pelindung mengakibatkan lensa cacat, walaupun di level tertentu tidak mempengaruhi hasil, kalau sudah parah cacatnya permanen dan berefek buruk pada hasil foto.
3. Enggan bergabung dengan komunitas

Percaya deh, belajar otodidak itu lama, dan makan banyak biaya. Dijamin. Proses belajar bisa lebih cepat kalau kita bergabung dengan komunitas, apalagi komunitas di bidang fotografi yang sama. Misal club penggemar modeling, club penggemar Human Interest dll.


Dan namanya masuk komunitas baru, pasti awalnya ada ketidaknyamanan. Wajar, kita masuk sekolah baru atau di kerjaan baru juga sama. Sering juga newbie beranggapan orang di suatu komunitas isinya master semua. Itu keliru. Tidak ada orang yang menguasai semua bidang fotografi. "Ingat selalu ada newbie diantara kita"

4. Malas belajar teori


Saya mengamati ada dua tipe newbie di fotografi berdasarkan bakat. Yang pertama, yang kuat bakat teknisnya, lemah bakat seninya. Yang kedua yang kuat bakat seninya, lemah bakat teknisnya. Sebenarnya inilah bentuk keadilan dari Tuhan, tidak ada orang yang kuat dikeduanya. Beruntungnya, kedua hal tersebut ada teorinya. Ini memudahkan kita menyeimbangkan sisi teknikal dan sisi seni dari sebuah foto.


Newbie dengan bakat seni kuat tidak perlu belajar angle dan komposisi, Begitu megang kamera, dengan mudah dia menemukan angle dan kompo yang unik. Sejak awal, foto-fotonya terlihat menonjol dan berciri. Cuma kalau masih newbie, biasanya secara teknikal lemah. Kadang-kadang kalau orangnya ngototan, dia akan berlindung dibalik seni dan selera. Kalau newbie seperti ini mau rajin mempelajari sisi teknikal, hasil fotonya bisa spektakuler.
Newbie dengan bakat teknis kuat sebaliknya. Foto-fotonya brilliant secara teknikal, namun terasa flat, tidak hidup. Kalau dikritik, biasanya jawabannya keterbatasan gear. Untuk mengejar ketertinggalan di angle dan kompo, mereka belajar teorinya dan biasanya tidak lama sudah mereka kuasai. Hasil fotonya bisa sangat indah, tapi jarang spektakuler, karena imajinasi mereka dibatasi rules dan teori. Saya masuk tipe ini, dan dengan kelemahan yang saya sadari, saya merasa cukup puas kalau bisa membuat foto yang bagi saya indah. Sampai sekarang saya juga merasa belum ada foto saya yang spektakuler.


Setelah menyadari posisi kita ada dimana, sesegera mungkin kita harus mengejar ketertinggalan dan mengerti batasan. Di ujung cerita, orang dengan bakat seni kuat tetap akan lebih menonjol, kalau mau humble dan belajar ilmu teknis. Tapi kalau membuat foto indah itu sudah cukup menyenangkan buat kita yang bakat teknisnya kuat, saya rasa itu sudah jadi kepuasan tersendiri.

5. Terlambat memilih spesialisasi


Seperti yang saya tulis di artikel tips memilih kamera buat pemula ala materian, fotografi bisa dipecah lagi menjadi beberapa bidang. Masing-masing bidang memiliki kebutuhan skill khusus. Landscape membutuhkan kekuatan persistensi (ketekunan). Advertizing dan foto produk komersial membutuhkan kreativitas tinggi, begitu juga modeling. Wedding butuh people skill yang tinggi. Wildlife butuh skill teknik yang tinggi... dan lain-lain. Tidak ada salahnya kalau kita memilih bidang spesialisasi sesuai dengan kekuatan bakat kita, LS dan wildlife untuk yang kuat bakat teknik misalnya modeling dan advertizing buat yang kuat bakat seni-nya. Tapi, kalau memang kita menekuni hobi ini untuk bersenang-senang, harusnya kita pilih bidang yang kita senangi, kalau pun bakat kita kurang disitu, kita kejar dengan proses belajar. Tapi, jangan sampai terlambat... saya sering menjumpai fotografer wedding yang sudah 5 tahun memotret dan mereka sama sekali tidak menikmati pekerjaannya, iseng-iseng, saya ajak mereka modeling, Human interest dan wildlife, ... mereka komen, akhirnya saya bisa ada perasaan senang lagi megang kamera. Itu kan gawat.  Harusnya fotografi bisa jadi hal yang sangat menyenangkan, kalau kita cepat memilih bidang yang kita minati dan tidak pasif motret cuma kalau ada acara hunting bareng saja.

6. Merasa Cepat Puas


Biasanya, saya tidak suka ketamakan, tapi untuk satu hal ini pengecualian. Kita harus tamak mengikuti perkembangan terbaru fotografi. Apakah -anda yang ingin hasil fotonya bokeh- tapi kurang dana untuk beli lensa tau kalau ada fitur baru bokeh effect di adobe CS6 ? Apakah anda tau kalau sekarang sedang dikembangkan kamera anti miss fokus ? Apakah anda tau kalau Panasonic FZ1000 bisa dipakai untuk membuat video 4K yang kalau di capture bisa menghasilkan foto kualitas tinggi dengan ukuran 8mp ? Pengetahuan tersebut bisa jadi meningkatkan efisiensi kita dalam fotografi, mewujudkan keinginan yang terpendam karena biaya dan lain-lain. 

Begitu juga dengan hasil. Kalau kita tidak merasa cepat puas, foto-foto kita bisa kita upload, kalau dikomentari bersyukurlah, karena itu positif. Artinya foto kita foto kita layak untuk diperhatikan. Kalau belum dikomentari, mungkin karena kita belum berkenalan dengan baik dengan member thread tersebut. Dengan begitu kita harus lebih mengakrabkan diri.


Jadi jangan merasa cepat puas dengan ilmu dan wawasan yang sudah kita punya. Itu hanya sekedar contoh, kita juga tidak boleh merasa cepat puas dengan skill teknik yang kita punya. Diatas langit masih ada langit. Untuk ilmu, wawasan, dan skill kita harus selalu melihat keatas. Tenang saja, tidak ada ruginya dibidang ini.

Sebaliknya untuk koleksi gear, kalau kita ingin fotografi terus terasa menyenangkan, sesekali kita perlu melihat kebawah, biar ada rasa syukur, ... banyak sekali orang yang tidak memiliki kemampuan untuk menekuni hobi ini. Tidak ada salahnya terus-menerus punya keinginan menambah kualitas gear sebagai motivasi, tapi ... sesekali berhentilah, lihat kebawah dan berterimakasih atas rezeki yang diberikan Tuhan pada kita.



Tulisan ini saya buat karena saya merasa selalu ada newbie diantara kita. Iya ... kita, dan itu berarti termasuk saya sendiri. Mudah-mudahan ini bisa jadi bahan intropeksi saya pribadi. Kalau ini dirasa cuma bualan omong kosong, abaikan dan anggap saja ini iklan sedot WC :v


by Kang Abee
 

Selamat Datang

Selamat datang di Coretan Kang Abee, saya senang Anda berada di sini, dan berharap Anda akan sering datang kembali. Silakan berselancar di sini dan membaca lebih lanjut tentang artikel-artikel yang saya tulis, semoga bisa bermanfaat bagi anda. Dan Jangan Lupa tinggalkan komentar anda dibawah ini dan sertakan alamat blog anda agar saya bisa berkunjung ke blog anda.

Info